BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Ikan mudah mengalami pembusukan dan
sebagai media mikroba. Maka banyak produk pangan yang curang dengan memanfaatkan
bahan-bahan kimia.
Banyak produk pengawet yang digunakan dalam produk makanan, dimana
dapat mengganggu
kesehatan tubuh. Sebenarnya Indonesia memiliki banyak kekayaan
alam yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut, seperti buah
belimbing wuluh yang memiliki komponen antimicrobial yang tinggi. Buah tersebut
dapat diekstraksi menjadi pengawet alami..
Pada era ini banyak sekali
pemakaian bahan-bahan non alami pada produk pangan dan itu bisa merusak
organ-organ tubuh manusia secara perlahan dalam jangka yang panjang hal itu
telah menjadi suatu persoalan penting yang harus dipecahkan dalam mengurangi
pemakaian bahan-bahan non alami pada produk pangan. Dalam pemakaian bahan-bahan
non alami pada produk pangan memang lebih mudah dan lebih murah untuk
digunakan, tetapi dengan memanfaatkan bahan-bahan alami di Negara Indonesia ini
yang kaya sumberdaya alamnya akan meningkatkan produktivitas dan kreativitas
anak bangsa yang mampu memberikan suatu ilmu bidang sains yang modern dan
berteknologi.
Pembuatan alternatif
pengawet pada pangan yang selama ini di lakukan tergolong masih bersifat konvensional,
Penggunaan bahan Averbi (Averrhoa Bilimbi Linn) ini sangat mudah didapatkan dan
merupakan inovasi yang tepat sebagai pengembangan ilmu sains dalam bidang alternatif
produk pengawet pangan. Masyarakat yang hidup didaerah perkotaan misalnya belum
banyak yang tahu tentang manfaatnya belimbing wuluh sebagai pengawet alami.
Pengawet belimbing wuluh dapat dimanfaatkan sebagai pengawet pada konsentrasi
atau kadar tertentu.
B. Pembatasan
Masalah
Berdasarkan berbagai masalah yang muncul perlu adanya pembatasan masalah
supaya permasalahan tidak dibahas secara meluas.
a)
Objek
penelitian adalah ikan bandeng segar (Chanos
chanos F. ).
b)
Subjek
penelitian adalah ekstrak belimbing wuluh segar (Averrhoa blimbi L.).
c)
Parameter
dalam penelitian ini meliputi : tekstur, rasa, warna dan bau ikan.
C. Rumusan
Masalah
1)
Apakah konsentrasi
berpengaruh pada parameter ( tekstur, rasa, warna, dan bau ikan ) pengujian
belimbing wuluh sebagai pengawet alami?
2)
Berapakah
kadar atau konsentrasi perendaman ikan bandeng dengan perendaman ekstrak
belimbing wuluh?
3)
Apakah ada
pengaruh variasi konsentrasi di setiap pengujian perendaman ekstraksi belimbing
wuluh pada ikan bandeng?
D. Tujuan
Penelitian
1)
Untuk
mengetahui pengaruh pada parameter pengujian belimbing wuluh sebagai pengawet
alami.
2)
Untuk
mengetahui kadar atau konsentrasi perendaman ikan bandeng dengan perendaman
ekstrak belimbing wuluh.
3)
Untuk
mengetahui pengaruh pengaruh pada setiap variasi konsentrasi yang diujikan pada
perendaman ekstraksi belimbing wuluh pada ikan bandeng.
E. Manfaat
Penelitian
1)
Sebagai
informasi kepada masyarakat bahwa belimbing wuluh (Averrhoa blimbi L.) dapat
digunakan sebagai pengawet alami khususnya ikan bandeng (Chanos chanos F.)..
2)
Menambah
pengetahuan bagi analit bahwa belimbing wuluh sebagai (Averrhoa blimbi L.) dapat digunakan sebagai pengawet alami
khususnya ikan bandeng (Chanos chanos
F.)..
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
(Averrhoa bilimbi L) terhadap
pertumbuhan S. Mutans, denga cara merendam plat akrilik dalam ekstrak
daun Belimbing.Kandungan kimia dari daun (Averrhoa bilimbi L.) adalah
saponin, tanin, sulfur, asam format dan perokside (LIPI-PDII,2007). Tanin
bersifat astrigent, 15 seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Fathrony
(2001) bahwa bahan tanin pada rebusan gambir dapat menghambat pelekatan S.
Mutans pada perendaman gigi tiruan, bersifat bakteriostatik dan bakterisid.
Pada larutan ekstrak daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) dengan 20
konsentrasi yang meningkat maka akan
menyebabkan penurunan pertumbuhan S. mutans oleh karena dengan
meningkatnya konsentrasi akan meningkat pula kandungan tanin. Peningkatan kadar
tanin akan mengakibatkan daya antibakteri akan meningkat pula. Waktu perendaman
selama 15 menit, 25 menit, 30 menit, 1 jam dan 8 jam dalam larutan ekstrak daun
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) juga menurun pertumbuhan S.mutans
karena waktu kontak bertambah, maka akan menambah efektifitas kerja daya
antimikrobanya. Selain itu tanin mempunyai efek fisiologis dan efek
farmakologis kemampuannya untuk membentuk kompleks, baik dengan protein maupun
polisakarida. Pembentukan kompleks itu berdasarkan pada pembentukan ikatan
hidrogen dan interaksi hidrofobik antara tanin (golongan polifenol) dengan
protein. Kemampuan antimikroba dari senyawa tanin berdasarkan pada kemampuan
senyawa ini menghambat kerja enzim
tertentu secara selektif atau kemampuannya dalam menghambat ikatan antar ligan
dengan suatu
reseptor. Ada kemumgkinan tanin yang merupakan zat kimia
yang sebagian besar tersebar dalam tanaman ini mampu menghambat sintesis
dinding sel bakteri dan sintesis protein sel kuman 10 gram positif (S. mutans).
BAB 3
METODE
PENELITIAN
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan pada
penelitian ini adalah Daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) :
Digunakan sebagai bahan perlakuan, dan aquades : Digunakan untuk menetralkan pH
dan pelarut dalam ekstraksi. Alat yang digunakan pada penelitian ini
adalah:
·
disk mill, microwave,
·
pH meter,
·
timbangan digital,
·
ayakan 60
(mesh),
·
plastik
klip,
·
gelas ukur
tabung erlenmeyer oven,
·
spatula,
·
kertas saring rotary vacuum
·
dan sentrifuse,
·
Analisis SEM
Metode ini menggunakan metode eksperimen
memperoleh data pada penelitian
pembuatan
pengawet ikan bandeng
menggunakan ekstrak buah belimbing wuluh. Parameter
yang
digunakan penelitian ini adalah Kandungan protein dan Vanalisis Organoleptik
meliputi
aroma, tekstur dan warna. Analisis data yang digunakan analisis kuantitatif
analisis
uji
varian dua jalan taraf signifikan < 0,05. Rancangan percobaan pada
penelitian ini
menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Adapun rancangan
percobaan
pembuatan pengawet ikan bandeng menggunakan
ekstrak buah belimbing wuluh
dapat
dilihal pada tabel 1:
Ekstrak
buah belimbing wuluh
Lama
perendaman
W0
|
P0
|
P1
|
P2
|
P3
|
W0
|
W0P0
|
W0P1
|
W0P2
|
W0P3
|
W1
|
W1P0
|
W1P1
|
W1P2
|
W1P3
|
W2
|
W2P0
|
W2P1
|
W2P2
|
W2P3
|
W3
|
W3P0
|
W3P1
|
W3P2
|
W3P3
|
Keterangan
W0P0=
tanpa ekstrak buah belimbing wuluh dan tanpa perendaman
W0P1=
tanpa ekstrak buah belimbing wuluh dan lama perendaman 30 menit
W0P2=
tanpa ekstrak buah belimbing wuluh dan lama perendaman 60 menit
W0P3=
tanpa ekstrak buah belimbing wuluh dan lama perendaman 90 menit
W1P0=
ekstrak buah belimbing wuluh 100 ml dan tanpa perendaman
W1P1=
ekstrak buah belimbing wuluh 100 ml dan lama perendaman 30 menit
W1P2=
ektrak buah belimbing wuluh 100 ml dan lama perendaman 60 menit
W1P3=
ekstrak buah belimbing wuluh 100 ml dan lama perendaman 90 menit
W2P0=
ekstrak buah belimbing wuluh 200 ml dan tanpa perendaman
W2P1=
ekstrak buah belimbing wuluh 200 ml dan lama perendaman 30 menit
W2P2=
ekstrak buah belimbing wuluh 200 ml dan lama perendaman 60 menit
W2P3=
ekstrak buah belimbing wuluh 200 ml dan lama perendaman 90 menit
W3P0=
ekstrak buah belimbing wuluh 300 ml dan tanpa perendaman
W3P1=
ekstrak buah belimbing wuluh 300 ml dan lama perendaman 30 menit
W3P2=
ekstrak buah belimbing wuluh 300 ml dan lama perendaman 60 menit
W3P3=
ekstrak buah belimbing wuluh 300 ml dan lama perendamana 90 menit.
LANGKAH – LANGKAH PEMBUATAN EKSTRAK BELIMBING WULUH :
·
Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) segar
dicuci bersih dan dikeringkan diletakkan diatas tempeh kemudian diangin-angin
di dalam ruangan sampai kering.
·
Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) yang
sudah kering ditimbang seberat
500 gr .
·
Daun dimasukkan ke dalam alat penghancur
(blender) dan diberi etanol 90% sebanyak 1000 ml, lalu dicampur 10 Maserasi
selama 72 jam, kemudian disaring dengan
·
corong
Buchner. Filtrat hasil jaringan diuapkan dengan vacum
·
evaporator
·
Setelah dievaporator didapatkan hasil 30 gr
ekstrak.
·
Hasil
ini menunjukkan 100% ekstrak.
·
Ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi L)
·
ditimbang
sebanyak 4 gr, 8 gr, 16 gr.
Masing-masing bubuk yang telah ditimbang dilarutkan dalam 100 ml aquadest
steril sehingga diperoleh konsentrasi larutan 20 ekstrak sebesar 4%, 8%, 16%. Ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi L) dengan konsentrasi sebesar 4%, 8%, 16%, masing-masing
dipergunakan untuk merendam plat akrilik selama 15 menit, 30 menit, 1 jam dan 8
jam.
·
2. Ekstrak
daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) seperti dalam klaim nomer 1,
lebih disukai dengan konsentrasi 16%.
·
3. Ekstrak
daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) dengan konsentrasi sebesar 4%,
8%, 16% masing-masing dipergunakan untuk merendam plat akrilik selama 15
·
menit,
30 menit, 1 jam dan 8 jam.
·
4. Ekstrak
daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L)seperti dalam klaim nomer 3,
lebih disukai untuk merendam plat akrilik selama 8 jam.
·
5. Ekstrak
daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) yang didapat pada klaim nomer
1,2,3,dan 4 dapat digunakan untuk mengahambat pertumbuhan S.mutans.