Selasa, 22 Desember 2015



BAB 1
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Ikan mudah mengalami pembusukan dan sebagai media mikroba. Maka banyak produk pangan yang curang dengan memanfaatkan bahan-bahan kimia.
Banyak produk pengawet yang digunakan dalam produk makanan, dimana dapat mengganggu
kesehatan tubuh. Sebenarnya Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut, seperti buah belimbing wuluh yang memiliki komponen antimicrobial yang tinggi. Buah tersebut dapat diekstraksi menjadi pengawet alami..
Pada era ini banyak sekali pemakaian bahan-bahan non alami pada produk pangan dan itu bisa merusak organ-organ tubuh manusia secara perlahan dalam jangka yang panjang hal itu telah menjadi suatu persoalan penting yang harus dipecahkan dalam mengurangi pemakaian bahan-bahan non alami pada produk pangan. Dalam pemakaian bahan-bahan non alami pada produk pangan memang lebih mudah dan lebih murah untuk digunakan, tetapi dengan memanfaatkan bahan-bahan alami di Negara Indonesia ini yang kaya sumberdaya alamnya akan meningkatkan produktivitas dan kreativitas anak bangsa yang mampu memberikan suatu ilmu bidang sains yang modern dan berteknologi.
Pembuatan alternatif pengawet pada pangan yang selama ini di lakukan tergolong masih bersifat konvensional, Penggunaan bahan Averbi (Averrhoa Bilimbi Linn) ini sangat mudah didapatkan dan merupakan inovasi yang tepat sebagai pengembangan ilmu sains dalam bidang alternatif produk pengawet pangan. Masyarakat yang hidup didaerah perkotaan misalnya belum banyak yang tahu tentang manfaatnya belimbing wuluh sebagai pengawet alami. Pengawet belimbing wuluh dapat dimanfaatkan sebagai pengawet pada konsentrasi atau kadar tertentu.

B.   Pembatasan Masalah

Berdasarkan berbagai masalah yang muncul perlu adanya pembatasan masalah supaya permasalahan tidak dibahas secara meluas.
a)      Objek penelitian adalah ikan bandeng segar (Chanos chanos F. ).
b)      Subjek penelitian adalah ekstrak belimbing wuluh segar (Averrhoa blimbi L.).
c)      Parameter dalam penelitian ini meliputi : tekstur, rasa, warna dan bau ikan.

C.   Rumusan Masalah

1)      Apakah konsentrasi berpengaruh pada parameter ( tekstur, rasa, warna, dan bau ikan ) pengujian belimbing wuluh sebagai pengawet alami?
2)      Berapakah kadar atau konsentrasi perendaman ikan bandeng dengan perendaman ekstrak belimbing wuluh?
3)      Apakah ada pengaruh variasi konsentrasi di setiap pengujian perendaman ekstraksi belimbing wuluh pada ikan bandeng?

D.   Tujuan Penelitian

1)      Untuk mengetahui pengaruh pada parameter pengujian belimbing wuluh sebagai pengawet alami.
2)      Untuk mengetahui kadar atau konsentrasi perendaman ikan bandeng dengan perendaman ekstrak belimbing wuluh.
3)      Untuk mengetahui pengaruh pengaruh pada setiap variasi konsentrasi yang diujikan pada perendaman ekstraksi belimbing wuluh pada ikan bandeng. 

E.   Manfaat Penelitian

1)      Sebagai informasi kepada masyarakat bahwa belimbing wuluh (Averrhoa blimbi L.)  dapat digunakan sebagai pengawet alami khususnya ikan bandeng (Chanos chanos F.)..
2)      Menambah pengetahuan bagi analit bahwa belimbing wuluh sebagai (Averrhoa blimbi L.) dapat digunakan sebagai pengawet alami khususnya ikan bandeng (Chanos chanos F.)..














BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

 (Averrhoa bilimbi L) terhadap pertumbuhan S. Mutans, denga cara merendam plat akrilik dalam ekstrak daun Belimbing.Kandungan kimia dari daun (Averrhoa bilimbi L.) adalah saponin, tanin, sulfur, asam format dan perokside (LIPI-PDII,2007). Tanin bersifat astrigent, 15 seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Fathrony (2001) bahwa bahan tanin pada rebusan gambir dapat menghambat pelekatan S. Mutans pada perendaman gigi tiruan, bersifat bakteriostatik dan bakterisid. Pada larutan ekstrak daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) dengan 20  konsentrasi yang meningkat maka akan menyebabkan penurunan pertumbuhan S. mutans oleh karena dengan meningkatnya konsentrasi akan meningkat pula kandungan tanin. Peningkatan kadar tanin akan mengakibatkan daya antibakteri akan meningkat pula. Waktu perendaman selama 15 menit, 25 menit, 30 menit, 1 jam dan 8 jam dalam larutan ekstrak daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) juga menurun pertumbuhan S.mutans karena waktu kontak bertambah, maka akan menambah efektifitas kerja daya antimikrobanya. Selain itu tanin mempunyai efek fisiologis dan efek farmakologis kemampuannya untuk membentuk kompleks, baik dengan protein maupun polisakarida. Pembentukan kompleks itu berdasarkan pada pembentukan ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik antara tanin (golongan polifenol) dengan protein. Kemampuan antimikroba dari senyawa tanin berdasarkan pada kemampuan senyawa ini  menghambat kerja enzim tertentu secara selektif atau kemampuannya dalam menghambat ikatan antar ligan dengan suatu
reseptor. Ada kemumgkinan tanin yang merupakan zat kimia yang sebagian besar tersebar dalam tanaman ini mampu menghambat sintesis dinding sel bakteri dan sintesis protein sel kuman 10  gram positif (S. mutans).


BAB 3
METODE PENELITIAN



Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) : Digunakan sebagai bahan perlakuan, dan aquades : Digunakan untuk menetralkan pH dan pelarut dalam ekstraksi. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah:
·         disk mill, microwave,
·         pH meter,
·          timbangan digital,
·         ayakan 60 (mesh),
·         plastik klip,
·         gelas ukur tabung erlenmeyer oven,
·         spatula,
·          kertas saring rotary vacuum
·          dan sentrifuse,
·          Analisis SEM


Metode ini menggunakan metode eksperimen memperoleh data pada penelitian
pembuatan pengawet ikan bandeng menggunakan ekstrak buah belimbing wuluh. Parameter
yang digunakan penelitian ini adalah Kandungan protein dan Vanalisis Organoleptik
meliputi aroma, tekstur dan warna. Analisis data yang digunakan analisis kuantitatif analisis
uji varian dua jalan taraf signifikan < 0,05. Rancangan percobaan pada penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Adapun rancangan
percobaan pembuatan pengawet ikan bandeng menggunakan ekstrak buah belimbing wuluh
dapat dilihal pada tabel 1:
Ekstrak buah belimbing wuluh
Lama perendaman
W0
P0
P1
P2
P3
W0
W0P0
W0P1
W0P2
W0P3
W1
W1P0
W1P1
W1P2
W1P3
W2
W2P0
W2P1
W2P2
W2P3
W3
W3P0
W3P1
W3P2
W3P3

Keterangan
W0P0= tanpa ekstrak buah belimbing wuluh dan tanpa perendaman
W0P1= tanpa ekstrak buah belimbing wuluh dan lama perendaman 30 menit
W0P2= tanpa ekstrak buah belimbing wuluh dan lama perendaman 60 menit
W0P3= tanpa ekstrak buah belimbing wuluh dan lama perendaman 90 menit
W1P0= ekstrak buah belimbing wuluh 100 ml dan tanpa perendaman
W1P1= ekstrak buah belimbing wuluh 100 ml dan lama perendaman 30 menit
W1P2= ektrak buah belimbing wuluh 100 ml dan lama perendaman 60 menit
W1P3= ekstrak buah belimbing wuluh 100 ml dan lama perendaman 90 menit
W2P0= ekstrak buah belimbing wuluh 200 ml dan tanpa perendaman
W2P1= ekstrak buah belimbing wuluh 200 ml dan lama perendaman 30 menit
W2P2= ekstrak buah belimbing wuluh 200 ml dan lama perendaman 60 menit
W2P3= ekstrak buah belimbing wuluh 200 ml dan lama perendaman 90 menit
W3P0= ekstrak buah belimbing wuluh 300 ml dan tanpa perendaman
W3P1= ekstrak buah belimbing wuluh 300 ml dan lama perendaman 30 menit
W3P2= ekstrak buah belimbing wuluh 300 ml dan lama perendaman 60 menit
W3P3= ekstrak buah belimbing wuluh 300 ml dan lama perendamana 90 menit.

LANGKAH – LANGKAH PEMBUATAN EKSTRAK BELIMBING WULUH :

·          Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) segar dicuci bersih dan dikeringkan diletakkan diatas tempeh kemudian diangin-angin di dalam ruangan sampai kering.
·          Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) yang sudah kering  ditimbang seberat 500 gr .
·          Daun dimasukkan ke dalam alat penghancur (blender) dan diberi etanol 90% sebanyak 1000 ml, lalu dicampur 10 Maserasi selama 72 jam, kemudian disaring dengan
·         corong Buchner. Filtrat hasil jaringan diuapkan dengan vacum
·         evaporator 
·          Setelah dievaporator didapatkan hasil 30 gr ekstrak.
·         Hasil ini menunjukkan 100% ekstrak. 
·          Ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L)
·         ditimbang sebanyak  4 gr, 8 gr, 16 gr. Masing-masing bubuk yang telah ditimbang dilarutkan dalam 100 ml aquadest steril sehingga diperoleh konsentrasi larutan 20 ekstrak sebesar  4%, 8%, 16%. Ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) dengan konsentrasi sebesar 4%, 8%, 16%, masing-masing dipergunakan untuk merendam plat akrilik selama 15 menit, 30 menit, 1 jam dan 8 jam.



·         2. Ekstrak daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) seperti dalam klaim nomer 1, lebih disukai dengan konsentrasi 16%.
·         3. Ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) dengan konsentrasi sebesar 4%, 8%, 16% masing-masing dipergunakan untuk merendam plat akrilik selama 15
·         menit, 30 menit, 1 jam dan 8 jam.
·         4. Ekstrak daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L)seperti dalam klaim nomer 3, lebih disukai untuk merendam plat akrilik selama 8 jam.
·         5. Ekstrak daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) yang didapat pada klaim nomer 1,2,3,dan 4 dapat digunakan untuk mengahambat pertumbuhan S.mutans.